Senin, 04 Mei 2009

STRATEGI PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI

Anak usia dini memiliki karakteristik yang khas. Baik dalam hal sikap, perhatian, minat dan kemampuannya dalam belaja. Segala yang ia lihat ia dengar dan ia rasakan akan mengendap dan membangun struktur kepribadian anak. Pengalaman yang ia lalui tidak akan pernah terhapus, melainkan hanya tertutupi oleh pengalaman berikutnya. Kekhasan dunia anak mengakibatkan perlunya setrategi pembelajaran untuk anak yang juga khas.

A. Orientasi Pembelajaran Anak Usia Dini
Usia dini merupakan kesempatan emas bagi anak untuk belajar ( golden age). oleh karena itu kesempatan ini hendaknya dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk proses belajar anak. Rasa ingin tahu pada usia ini berada pada posisi puncak. Tidak ada usia sesudahnya yang menyimpan rasa ingin tahu anak melebihi usia dini, khususnya usia 3-4 tahun. Orientasi belajar anak usia dini bukan untuk mengejar prestasi, seperti kemampuan membaca, menulis berhitung dan penguasaan pngetahuan yang lain yang sifatnya akademis. Namun orientasi belajar anak yang sesungguhnya adalah mengembangkan sikap dan minat belajar serta berbagai potensi dan kemampuan dasar anak.
Orientasi belajar anak lebih baik bila mengarah pada pengembangan sikap mental yang positif. Bila hal itu tercapai maka berarti aset yang tiada ternilai harganya. Anak yang mampu menegmbangkan sikap mental positif akan mengembangkan rasa ingin tahu yang tinggi, semanggat belajar yang menyala, gemar membaca, mampu mengembangkan kreativitas diri dan memiliki dorongan yang kuat untuk terus mengembangkan diri.

B. Metode Pembelajaran Anak Usia Dini
Penggunaan metode pengajaran yang tepat dan sesuai dengan karakter anak akan dapat memfasilitasi perkembangan berbagai potensi dan kemampuan anak secara optimal serta tumbuhnya sikap dan perilaku positif bagi anak. Beberapa prinsip metode pembelajaran untuk anak usia dini antara lain :
  1. Berpusat pada anak. Artinya penerapan metode berdasarkan kebutuhan dan kondisi anak bukan berdasarkan keinginan dan kemampuan pendidikan. Pendidikan menyesuaikan diri terhadap kebutuhan anak, bukan sebaliknya anak menyesuaikan diri terhadap keinginan dan kemampuan guru.
  2. Partisipasi aktif. Maksudnya penerapan metode pembelajaran ditunjukkan untuk membangkitkan anak untuk turut berpartisipasi aktif dalam proses belajar. Anak adalah subjek dan pelaku utama dalam proses pendidikan, bukan objek.
  3. Bersifat holistik dan integratif. Artinya kegiatan belajar yang diberikan kepada anak tidak terpisah menjadi bagian-bagian seperti pembidangan dalam pembelajaran, melainkan terpadu dan menyeluruh, terkait antara satu bidang dengan bidang yang lain.
  4. Fleksibel. Artinya metode pembelajaran yang diterapkan pada anak usia dini bersifat dinamis tidak terstruktur dan disesuaikan dengan kondisi dan cara belajar anak yang memang tidak terstruktur. Anak belajar dengan cara yang ia suka.
  5. Perbedaan individual ( individual Defferences ). Maksudnya tidak ada anak yang memiliki kesamaan walau kembar sekalipun. Dengan demikian guru dituntut untuk merancang dan menyediakan alternatif kegiatan belajar guna memberi kesempatan kepada anak untuk memilih aktivitas belajar sesuai dengan minat dan kemampuannya.
Secara teknis ada beberapa metode yang tepat untuk diterapkan pada anak usia dini, antara lain :
  1. Bermain
  2. Bercerita
  3. Bernyanyi
  4. Bercakap ( dialog dengan tanya jawab )
  5. Karya wisata
  6. Praktik langsung
  7. Bermain peran ( sosio-drama )
  8. Penugasan
C. Bahan Dan Perlengkapan Belajar Anak Usia Dini
Beberapa kriteria untuk menentukan bahan dan perlegkapan belajar anak usi dini, antara lain :

1. Relevan dengan kondisi anak
artinya bahan dan perlengkapan yang disediakan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan anak . Bahan yang mahal bukan jaminan sesuai dengan kondisi anak.
2. Berwarna dan aktaraktif
Bahan yang berwarna, apabila dengan warna mencolok akan mengundang anak untuk memegang dan menggerakkannya. sehingga bahan dan perlengkapan yang disediakan memungkinkan bagi anak untuk beratraksi dengan benda tersebut.
3. Sederhana dan kongkrit
Bahan dan perlengkapan belajar anak bukanlah yang rumit dan sulit melainkan sederhana, jelas dan kongkrit di mata anak.
4. Eksploratif dan mengundang rasa ingin tahu
Bahan dan perlengkapan yang tersedia dapat di eksplorasi oleh anak, karena sifat dasar anak adalah ingin tahu dan ingin selalu mencoba.
5. Berkait dengan aktivitas keseharian anak
Anak tumbuh dan berkembang bersama lingkungan yang ada. Segala yang dia lihat,dia dengar dan dia rasakan, ingin ditiru dan diulang. oleh karena itu bahan dan perlengkapan belajaranak diupayakan.


by: ika dewi ratna sari
nim: 08140028

di ambil dari buku yang berjudul konsep dasar pendidikan anak usia dini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar