Jumat, 20 Maret 2009

Petunjuk bagi Orangtua dalam Mendidik Anak

Keikutsertaan kedua orangtua dalam mendidik anak memiliki pengaruh yang sangat penting demi keberhasilan anak di sekolahnya. Dan kedua orangtua memiliki peranan yang lebih berarti daripada para guru ataupun sekolahnya. Bila Anda mau memperbaiki tingkat belajar anak-anak, maka Anda dan suami Anda harus memberi waktu luang yang cukup setiap harinya untuk sekedar menemani atau membantunya dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. Riset-riset membuktikan, bahwa ikut berkecimpung atau terlibatnya para orangtua terhadap anak-anak mereka dalam proses belajar, dapat membantu anak-anak dalam meningkatkan konsentrasi. Tentunya dengan mengambil langkah-langkah tertentu sebagai berikut ini :
Langkah-langkah yang paling penting, yakni mengenali sebab-sebab nyata di balik semua faktor yang menyebabkan lemahnya konsentrasi, karena kita semua adalah para wali yang harus bertanggung jawab menanggulangi problem-problem yang mereka hadapi.

Karena banyak di antara kita, yang serta merta melemparkan semua kesalahan kepada anak kita tatkala mereka tidak lagi berkonsentrasi terhadap pelajaran, dan kita lupa atau pura-pura lupa terhadap sebab-sebab lain yang terkadang lebih penting dan asasi. Mungkin dalam hal ini, boleh jadi anak merupakan faktor penyebabnya. Akan tetapi, terdapat faktor-faktor yang bukan berasal dari kemauan dirinya sendiri. Misalkan, faktor kesehatan atau faktor psikologis yang lagi terganggu.
Beberapa kesalahan yang sering terjadi pada kebanyakan orangtua dan guru, dimana mereka sering bersikap keras dan cenderung nenjejali anak tentang pengetahuan, sedangkan mereka tidak memperhatikan dan memenuhi berbagai sarana yang dibutuhkan anak dalam menunjang keberhasilan belajar mereka. Ada perbedaan cukup jelas yang perlu dpahami para orangtua, antara mendikte anak (menjejali dengan paksa) dengan membimbing dan mengarahkan anak. Orangtua tidak usah terlalu ikut campur tangan terhadap kegiatan belajar anak, kecuali jika memang dia bertanya tentang sesuatu yang tidak diketahui olehnya. Setelah anak-anak menyelesaikan tugas, sebaiknya orangtua memeriksa buku tulisnya kembali, lalu dia menjelaskan jawaban yang benar dan jawaban yang salah. Boleh jadi, sesuatu yang menyebabkan lemahnya konsentrasi belajar anak disebabkan faktor-faktor psikologis yang sedang dialami anak, namun boleh jadi oleh faktor lain. Sebagai orangtua Anda harus melakukan langkah-langkah seperti berikut ini :
  1. Berusahalah senantiasa melahirkan motivator bagi putra Anda untuk terus belajar dan giat. Motivator dalam belajar terdiri dua macam : Satunya bersifat dari dalam (intern) dan ini merupakan motivator paling kuat dan paling penting. Misalkan ; kita berusaha menggali dari dalam dirinya rasa cinta terhadap ilmu layaknya beribadah kepada Allah serta taat kepadaNya. Dan motivator yang lain berasal dari eksternal. Misalkan ; memberikan rangsangan dengan hadiah-hadiah dan bonus sebagai sugesti.
  2. Konsistenlah dalam membantu putra Anda dengan pengawasan dan bimbingan, bukan dengan mendikte dan memberi perintah. Juga selalu merangsang dirinya dengan menanamkan rasa percaya diri dalam jiwanya.
  3. Biasakanlah putra Anda memulai belajarnya dengan membaca ayat-ayat Al-Qur'an, meskipun pendek atau hanya sekedar satu ayat.
  4. Biasakanlah putra Anda menyiapkan dirinya sendiri untuk belajar, kapan memilih waktu belajar yang cocok, seperti tidak sedang lelah, jengkel, sedih, dan risau. Sehingga nantinya dia juga akan terbiasa berusaha memecahkan problem-problem dirinya sendiri selain masalah belajar.
  5. Mempersiapkan tempat belajar. Itu dilakukan dengan cara mengurangi kegaduhan dan dengan memberikan cahaya yang cukup dan benar, yakni di sebelah kirinya dan jangan sampai redup. Sehingga penerangan itu dapat membantunya belajar, bukan malah merangsang dirinya untuk tertidur.
  6. Memperhatikan kesehatan dan gizinya dan selalu mengecek keadaan kesehatannya secara teratur, karena itu dapat berpengaruh dalam meningkatkan daya tangkap dan serap.
  7. Biasakan putra Anda tidak belajar dalam keadaan perut lapar atau kekenyangan.
  8. Usahakan agar dia duduk berkonsentrasi, bukannya duduk santai berleha-leha, bukan duduk di atas kursi yang empuk sehingga menyebabkan ngantuk, atau kursi yang terlalu kasar sehingga menyebabkan tidak nyaman.
  9. Ajarkan anak Anda bla memulai belajar terlebih dahulu mencermati judul-judul, bagian-bagian dan pemikiran-pemikiran dasar.
  10. Bila anak Anda sulit memahami atau mengingat kalimat tertentu maka sarankan dia untuk menulis hal tersebut di dalam kertas dan mencoba mengingat-ingat apa yang telah dia tulis tadi.
  11. Hendaknya tidak belajar dua mata pelajaran yang serupa secara berturut-turut, karena hal itu dapat mengakibatkan lupa dan bingung.
  12. Perhatikan anak Anda untuk melakukan proses pengulangan (muraja'ah) dari satu waktu ke waktu yang lainnya, dengan itu Anda dapat mengarahkan dan mengawasinya.
  13. Berilah dia pengarahan betapa pentingnya memahami suatu maksud dengan menghafalnya terlebih dahulu, karena daya tanggap dapat menjamin cepat dan mudahnya hafalan.
  14. Anda dapat menguatkan hafalan dan kemampuan yang dimilikinya, dengan cara merangsang dirinya agar dapat lebih memanfaatkan waktu luangnya guna melakukan pengulangan cepat, atau dengan cara menjelaskan apa yang dia pahami kepada Anda.
  15. Biasakan anak Anda mengatur waktu luang untuk dirinya sendiri guna beristirahat; sepuluh sampai lima belas menit untuk satu materi pelajaran, lalu dimulai lagi dengan materi pelajaran berikutnya.
Selain hal-hal yang telah disebutkan di atas, masih banyak lagi cara dan strategi yang bisa di tempuh untuk menggulangi lemahnya konsentrasi belajar. Karena semua cara-cara ini membutuhkan peran dari orangtua dalam mewujudkannya. Tentunya dengan menggunakan kearifan, kemurahan hati, kesabaran, dan tidak terburu-buru dalam mengejar hasil.
Pepatah mengatakan :
"Mendapatkan ilmu dengan belajar, dan meraih simpati dengan bermurah hati"
"Konsistenlah Anda dengan bagian kedua, semoga Allah memberikan bagian pertama kepada anak Anda"


Diambil dari buku yang berjudul : "Seni Belajar,Strategi Menggapai Kesuksesan Anak"

by : Wira Puji Hendarwati (08140005)
kelas : F

Menguji Ketangkasan Ilmu Matematika Melalui Permainan

Sesungguhnya otak anak kecil lebih banyak digunakan untuk menerima dan menampung konsep ilmu logika dan ilmu matematika. Oleh karena itu, ada baiknya mengambil waktu yang tepat untuk mengenalkan konsep ini, di sela-sela permainan-permainanyanh disukai dan menarik hatinya. Pemikiran pada dasarnya adalah rohnya logika, dan pemikiran ini tergantung dari beragam organ perasa (saraf) untuk menyampaikan konsepsi logika. Konsep-konsep logika berguna untuk memudahkan kita menempatkan permainan-permainan yang semuanya memiliki kegunaan. Inilah beberapa konsep logika, diantaranya :

  1. Konsep-konsep yang berkaitan dengan perancangan (penyusunan), yang terdiri dari : - Tentang bentuk ; kotak, bundar, segitiga,dll. - Tentang arah ; atas, bawah, kanan, kiri, samping, dll. - Bentuk-bentuk yang menunjukkan keadaan terkunci dan terbuka ; di dalam dan di luar. - Pemantulan rancangan dan menampilkannya melalui cermin. Dari sini, anak menyimak dirinya sendiri melalui cermin lengkung atau cekung, cermin untuk memperbesar atau memperkecil. - Tentang gambar, seperti : gemuk, kurus, panjang, dan terbelah.
  2. Konsep-konsep yang ada kaitannya dengan tempat, seperti ; di atas, d bawah, di ujung, di dasar, terbawah, teratas, dekat, jauh, belakang, depan.
  3. Konsep-konsep yang ada kaitannya dengan pengurutan dan penertiban, seperti penataan dimana semuanya berawal dari satu titik awal dan satu arah. Contohnya ; menyusun urutan dari yang terpanjang sampai yang terpendek .
  4. Konsep-konsep yang ada kaitannya dengan pengelompokan (klasifikasi), yakni salah satu konsep dasar dan penting dalam matematika, dan terdiri dari ; - Konsep Afiliasi (keanggotaan) dan non afiliasi, seperti seluruh kelompok bola atau manik-manik berwarna diletakkan dalam kotak khusus. - Konsep Kesesuaian (simetris), seperti ; tatakan dengan cangkir, sikat gigi dengan pasta gigi, botol yang besar dengan botol yang kecil.
  5. Konsep-konsep yang ada kaitannya dengan penyelesaian teka-teki. Contohnya ; - Permainan teka-teki. - Menentukan dua bentuk sesuatu yang berbeda, dengan perbedaan yang tidak terlalu jauh. - Gambar berpola. Berdasarkan pada pemahaman pola keterkaitan antar berbagai bentuk.
  6. Konsep-konsep yang ada kaitannya dengan penyetaraan atau penyesuaian (menyamakan dua kumpulan) yakni yang mengarah kepada pengertian penjumlahan dan pengurangan.
Langkah-langkah yang memudahkan Anda dalam menggunakan beragam unsur penting dalam mencapai konsep-konsep logika dalam kehidupan anak Anda :
  1. Biarkan anak Anda menyiapkan meja makan, kemudian menghitung dan menyusun piring yang dipergunakan untuk makan oleh satu keluarga.
  2. Buat agar dia mengumpulkan pakaian-pakaian yang kotor, kemudian suruh membedakan semua pakaian yang berwarna dalam satu kelompok, dan pakaian yang putih dalam satu kelompok.
  3. Biarkan dia ikut Anda dalam menyiapkan makanan, seperti meletakkan sedikit gula dan banyak susu dalam sebuah cangkir.
  4. Temanilah dia bermain dengan permainan-permainan menyusun dan menata agar dia dapat memahami bagian-bagian tertentu dari sebuah bentuk yang utuh, seperti ; bilangan 1/2 (setengah), 1/4 (seperempat)...dll.
  5. Ajak dia bermain dengan permainan kubus, agar dia dapat mempelajari antara penjumlahan dan pengurangan.
  6. Buat dia menghitung hari yang masih tersisa untuk hari ulang tahunnya, atau hari apa saja yang dia nantikan.
  7. Buat contoh berupa perintah-perintah, seperti ; Angkat kepalamu!Pegang lututmu!...dll.
  8. Minta agar dia menghitung sesuatu dengan cara tidak ikut-ikutan, seperti contoh ; biarkan kita melihat berapa langkah jarak kita untuk mencapai ke sebuah pintu.
  9. Buat agar anak Anda membandingkan sesuatu yang berhubungan dengan berat. Misalkan ; Manakah yang lebih berat kerupuk atau biskuit?
  10. Fokuskan perhatiannnya dan selalu berkomunikasilah dengannya tentang bagaimana urgensi ilmu matematika dalam kehidupan kita. Misalkan ; selalu terpakai dalam praktik jual beli.
  11. Ajarkan padanya bagaimana mengatur uang jajannya, dan bantulah dia bagaimana menyimpan (menabung) sebagian uang jajannya.
  12. Yakinkan dirinya bahwa mengulang-ulang latihan dan mengulang-ulang usaha dapat menghasilkan hasil yang lebih baik.
Akhirnya saya tegaskan bahwa hal ini perlu disertai kesabaran dan terus mencurahkan keseriusan terhadap dirinya tetapi tanpa harus dipaksakan, sehingga dia tidak terlalu jenuh dan tidak terbersit di benaknya kalau dirinya memang kurang cerdas, sehingga mengendurkan semangatnya. Dan boleh jadi, dimungkinkan kesalahan ada di pihak sekolah. Oleh karena itu, Anda harus merujuk kembali problem ini sehingga dapat menanggulangi problem yang sebenarnya yang dimilki anak Anda ini. Akhirnya, semoga Allah senantiasa memberi hidayah dan menjaga anak Anda.


Diambil dari buku yang berjudul : "Seni Belajar,Strategi Menggapai Kesuksesan Anak"

by : Wira Puji Hendarwati (08140005)
kelas : F

Kamis, 19 Maret 2009

Kegagalan Belajar, Kedua Orangtua Kunci Pemecahannya

Terkadang memang agak aneh, kalau kita memperhatikan tingkah anak-anak sekarang ini. Dimana dia hidup dalam naungan dan arahan kedua orangtua yang harmonis dan cukup pendidikannya, tersedianya materi yang cukup, serta kehidupan keluarga yang tenang dan mapan, namun meski demikian dia mengalami kegagalan dalam belajarnya. Seringkali kesibukan orangtua itu membuat mereka menelantarkan anak-anaknya dan pendidikannya. Berawal dari sini ada beberapa penjelasan tentang solusi atas problem tersebut
  1. Harus mengerti pokok permasalahan yang dialami anak pada usia remaja. Sehingga Anda dapat menyikapi dan mencarikan jalan keluarnya secara tepat. Anda harus waspada dan mengambil sikap penuh hati-hati karena masa puber adalah waktu-waktu rawan, dan sekaligus waktu-waktu yang sangat membutuhkan perhatian dan penanganan. Maka, ada baiknya Anda memberikan waktu yang cukup untuk anak Anda yang hampir kehilangan asuhan dari tangan Anda berdua. Untuk membagi tugas dalam mengawasi aktivitasnya, ada baiknya Anda berdua saling diskusi membahas tentang bagaimana baiknya mengawasi dan mengarahkan si anak itu. Apakah lebih baik senantiasa mengarahkan dan mengawasinya ataukah menyerahkan segala urusan kepada dirinya.
  2. Kembali mengoreksi bagaimana suasana rumah tangga Anda dalam perspektif yang lebih luas. Jangan sampai tidak ada titik terang, kepada siapa Anda menyerahkan pendidikan dan bimbingan anak-anak Anda di saat-saat Anda berdua tidak ada di rumah. Apakah Anda berdua menyerahkan kepada pembantu yang merupakan orang lain di rumah Anda, atau menyerahkannya kepada salah seorang kerabat yang memang dapat berkonsentrasi dan bertanggung jawab tentang masalah ini. Anda juga perlu memberi waktu kepadanya untuk mempererat ikatan dan pergaulan dengan anak-anak lain. Selain hal itu dapat dipantau dan terkontrol tanpa harus khawatir dan cemas bahwa si anak dapat terkontaminasi dengan perilaku buruk mereka.
Beberapa poin-poin yang harus dicermati lagi dan perlu diperhatikan, sehingga tidak memalingkan pengawasan Anda berdua :
  • Lakukan pengamatan terhadap perkembangan seksualitasnya dan pengaruh-pengaruh psikologis yang terjadi pada dirinya.
  • Lakukan pengawasan terhadap waktu-waktu luangnya dengan memberi kesibukan atau hal-hal yang bermanfaat dan merangsang dirinya agar lebih semangat.
  • Lakukan pengembangan naluri belajar, seperti membaca buku yang dapat menanggulangi penyakit mentalnya, serta gejolak dalam dirinya waktu dia memasuki masa puber.
  • Serius melakukan kegiatan-kegiatan darmawisata dan olahraga untuk mengurangi stres karena terlalu banyak belajar.
  • Lakukan pengawasan pendidikan di sekolahnya melalui sistem pendidikan yang ada di sekolahnya, tentunya dengan cara yang akurat yang dengan cara itu orang tua dapat mengoreksi anak-anaknya.
Jadi, hendaknya setiap orangtua harus selalu memberikan pengawasan dan pengarahan agar anak pun tidak merasa ditelantarkan oleh kesibukan orang tuanya dan bisa mencapai hasil belajar yang memuaskan.


Diambil dari buku yang berjudul : "Seni Belajar,Strategi Menggapai Kesuksesan Anak"

by : Wira Puji Hendarwati (08140005)
kelas : F
semester 2