Jumat, 03 April 2009

Tingkat IQ...Bisakah Menjadi Penyebab Prestasi..?

Mengenai tingkat IQ, tidaklah menunjukkan prestasi pendidikan seseorang. Kita semua tahu, meskipun seseorang IQ-nya cerdas, akan tetapi tidak menjamin dirinya mampu memperoleh nilai yang cukup di sekolahnya. Sebab-sebab yang menyebabkan sulitnya belajar sangatlah banyak. Disini akan dijelaskan faktor-faktor penyebabnya dan solusi dalam menanganinya.
Pertama : Sebab-sebab khusus dalam kaitannya dengan kondisi di rumah, dan tabiat perkembangan usia yang dilalui anak remaja, seperti :
  1. Tidak terciptanya suasana dan lingkungan yang kondusif untuk belajar dengan sukses. Misalkan ; Adanya ketegangan antara kedua orang tua, atau adanya ketegangan salah satu orangtua atau keduanya dengan sang anak sendiri. Dari sinilah, tampak jelas perlunya ada komunikasi yang harmonis yang dibangun atas dasar kasih sayang, serta saling percaya dan pengertian antara anak dan kedua orangtua. Sehingga anak benar-benar merasakan adanya kenyamanan dan keterbukaan dalam sikapnya, yang hal itu tentu akan memudahkan kedua orangtua dalam memahami kepribadiannya dan memudahkan cara mengarahkannya.
  2. Tidak adanya tempat yang memungkinkan untuk dapat melakukan belajar dengan nyaman baginya; seperti belajar di tengah-tengah kegaduhan, atau di saat-saat menariknya acara televisi, atau hal lain yang dapat mengganggu pikiran dan daya konsentrasinya. Untuk menanggulangi hal ini sangatlah mudah, siapkan saja tempat yang khusus untuk belajar
  3. Bila Anda ikut mengawasinya dalam proses belajar, maka Anda harus menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik kepadanya dalam proses belajar; misalkan, menyusun jadwal mingguan dan hariannya dengan tertib, bagaimana menyiasati dalam mempelajari masing-masing materi pelajaran, berapa idealnya waktu untuk belajar dan beristirahat dari masing-masing materi pelajaran.
  4. Kebiasaan paling sering yang pada umumnya dialami setiap anak remaja, adalah mimpi di siang bolong (suka menghayal yang bukan-bukan); sehingga terkadang menganggap bahwa belajar sebagai hal yang tidak utama dan tidak perlu di prioritaskan. Hal yang mungkin sangat bermanfaat baginya adalah memberikan rangsangan dan dorongan psikologis kepadanya agar tetap mencintai pelajaran dan mau belajar sesuai dengan jadwal yang telah di sepakati. Tidak ada salahnya, sesekali menyelingi waktu belajarnya dengan aktivitas yang dapat menghibur dan disukainya. Sebagaimana hal penting yang sangat diperlukan dalam memberikan motivasi belajarkepada anak adalah, hendaknya orangtua berusaha membangun kedekatan dengan putra-putrinya dan berkomunikasi secara baik dengannya, agar tercipta rasa saling pengertian dan rasa kasih sayang, denagn catatan tanpa berlebihan dan dipaksakan.
Kedua : Faktor-faktor yang berkaitan dengan sekolah.
  1. Terkadang faktor yang menyebabkan sulitnya belajar adalah karena kurang adanya rangsangan dan motivator dari sekolah. Dan hal itu penyebabnya beragam. Misalkan; karena terlalu asingnya materi-materi pelajaran dan jauh dari jangkauan daya tanggap para siswa, atau karema metode pengajarannya yang membosankan, kompetisi yang tidak sehat antara para siswa di sekolah, tingkat standar kepandaian para siswa yang di bawah rata-rata, materi pelajaran yang diperoleh tidak dapat dipraktikkan dan diwujudkan dalam kehidupan (tidak aktual). Dalam menghadapi problem seperti ini, mungkin yang dapat dilakukan orangtua adalah mencoba menginventarisir daftar masalah-masalah yang ada, lalu kemudian dijadikan sebagai masukan kepada pihak sekolah, sebagai penyelenggara pendidikan. Selain itu, juga dapat diatasi dengan cara membangun komunikasi dan dialog secara lebih intensif dengan para guru yang mengajar, mengawasi keadaan anak waktu di sekolah dan merangsangnya untuk terus aktif mengikuti kegiatan-kegiatan sekolah.
  2. Memberikan kesempatan bertamasya dan mengunjungi sanak famili atau pun teman-teman, atau mungkin dengan menjamu sebagian teman-temannya di sekolah bila memang mampu.
  3. Kemudian sebagaimana yang selalu disarankan kepada semua orang yang bertanggung jawab memikul pendidikan, jangan menjadikan konsep formal-legal pengajaran itu sebagai asas dalam membangun komunikasi dengan anak-anak. Karena sesungguhnya, bila ada ikatan-ikatan kekeluargaan yang kuat dan kokoh yang di bangun diatas asas-asas pendidikan yang benar, tentunya akan lebih memudahkan dalam menangani problem belajar, seperti kebanyakan yang terjadi.
Jadi, yang memegang peran yang paling utama adalah kiprah kedua orangtua, serta bagaimana ikatan dan komunikasi keduanya dengan sang anak.



Diambil dari buku yang berjudul : 'Seni Belajar, Strategi Menggapai Kesuksesan Anak'


by ; Istiqomah (08140022)
kelas : F

Tidak ada komentar:

Posting Komentar